Kamis 15 Nov 2012 20:41 WIB

Indonesia Desak Israel-Palestina Menahan Diri

Warga Palestina mengevakuasi seorang pria yang terluka setelah Israel melakukan serangan udara di Jalur Gaza pada Kamis (15/11). Jumlah korban di pihak Palestina mencapai 13 orang dan tiga orang dari pihak Israel, sehingga ancaman serangan habis-habisan oleh Israel kini mengancam Gaza.
Foto: Reuters/Mohammed Salem
Warga Palestina mengevakuasi seorang pria yang terluka setelah Israel melakukan serangan udara di Jalur Gaza pada Kamis (15/11). Jumlah korban di pihak Palestina mencapai 13 orang dan tiga orang dari pihak Israel, sehingga ancaman serangan habis-habisan oleh Israel kini mengancam Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Terkait memanasnya situasi di Jalur Gaza, Palestina, menyusul serangan Israel, Menteri Luar Negeri RI Marty M Natalegawa mendesak agar seluruh pihak menahan diri untuk meredakan suasana di kawasan. Ia juga mendesak PBB untuk segera mengambil langkah konkrit untuk meredakan situasi.

“Pemerintah Indonesia mengikuti secara seksama dan dengan penuh keprihatinan situasi di Jalur Gaza, Palestina menyusul serangkaian aksi militer Israel. Indonesia mendesak seluruh pihak untuk dapat menahan diri dari aksi-aksi lanjutan sehingga tidak memperburuk situasi dan mengakibatkan korban di kalangan rakyat sipil yg tidak berdosa” ujar Marty dalam siaran pers pada Kamis (15/11).

Marty juga menyerukan agar DK PBB, sesuai dengan mandat di bawah Piagam PBB, segera mengambil langkah lebih konkrit untuk meredakan situasi di kawasan. Ia merujuk pada Sidang Darurat DK PBB yang telah diadakan pada tanggal 14 Nopember 2012. 

“Indonesia mendesak DK PBB untuk mengambil langkah cepat dan nyata dalam upaya mengembalikan situasi yang kondusif di kawasan” ujar dia.

Indonesia juga sekali lagi menyerukan agar seluruh pihak kembali ke meja perundingan dan mencari solusi akhir untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel sesuai resolusi-resolusi PBB terkait. “Indonesia berkeyakinan, kemerdekaan negara Palestina yang berdaulat yang hidup berdampingan dengan Israel,  sesuai dengan prinsip “two states solution”, merupakan solusi final yang dapat menyelesaikan konflik tersebut” tutup Marty.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement