REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak Israel dan Palestina menghindari peningkatan lebih lanjut pertempuran di Jalur Gaza, kata lembaga pers Kremlin, Kamis (15/11).
Kremlin melaporkan selama percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kedua pemimpin itu "membahas situasi tegang di sekitar Jalur Gaza".
Putin menyerukan pengekangan diri oleh semua pihak yang terlibat dan meminta kedua pihak agar "melakukan apa saja yang mungkin untuk menormalkan keadaan".
Operasi militer Israel terhadap Jalur Gaza berlangsung terus pada hari kedua, Kamis, dan ada laporan korban jiwa di kedua pihak.
Kamis larut malam (15/11), serangan udara Israel terhadap satu rumah di bagian utara Jalur Gaza menewaskan tiga warga sipil Palestina lagi, kata beberapa saksi mata dan sumber medis.
Serangan tersebut menambah jumlah orang Palestina yang gugur dalam serangan Israel di Jalur Gaza jadi 19 sejak Rabu. Sebanyak 10 orang yang tewas adalah warga sipil.
Serangan itu terjadi di Kota perbatasan Beit Hanoun di bagian utara Jalur Gaza dan melukai 20 warga lagi.
Jalur Gaza, daerah kantung Palestina, telah digempur pada Rabu (14/11), ketika Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan komandan sayap militer HAMAS Ahmed Al-Jaabari. Serangan Israel merupakan reaksi terhadap serangan roket pejuang Palestina terhadap bagian selatan negara Yahudi dalam beberapa hari belakangan.
Kamis pagi, Moskow menyatakan Putin mengikuti situasi di Jalur Gaza dan khawatir dengan kerusuhan di sana, demikian laporan Xinhua.
"Presiden Putin menerima informasi daring dari semua lembaga terkait yang bertugas untuk itu dan, tentu saja, ia prihatin dengan itu," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.