REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perdana Menteri Hamas, Ismail Hariyeh menyatakan serangan ganas Israel ke Jalur Gaza, sudah melanggar teritori.
"Kami disini akan mempertahankan kesetiaan, keteguhan, dan kehormatan," kata Ismail seperti disadur dari BBC News, di Jalur Gaza, Jumat (16/11).
Perang antara Hamas dan Israel pecah, Rabu (14/11) kemarin. Pascadibunuhnya pejabat senior Hamas, Ahmed al-Jabari, Rabu (14/11) waktu setempat di Jalur Gaza, Hamas menyerang balik Israel dengan menembakkan roket. Serangan itu memicu serangan beruntun Israel yang bombardir Jalur Gaza lewat jalur laut dan udara.
Hamas mengatakan, pihaknya telah menembak lebih dari 350 roket dari Gaza, dimana Israel mengklaim 130 di antaranya telah dihalau sistem pertahanan misil 'Iron Dome'.
Meski demikian, Hamas tak berhenti menyerang Israel. Ismail bahkan menyatakan Hamas percaya diri mampu mengimbangi serangan Israel, lewat keberaninan pejuang Hamas yang berada di barisan depan.
Secara terpisah Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak mengatakan, serangan Hamas yang menjadikan Tel Aviv sebagai sasaran adalah harga yang harus dibayar Palestina. Dilaporkan bus-bus pasukan Israel dan truk yang berisi dengan tank dan personel bersiaga di daerah pesisir.
Tidak hanya itu, Israel juga membombardir jalur Gaza dengan serangan laut dan udara. Akibat konflik ini, hingga kini sebanyak 18 warga Palestina meninggal dan tiga orang warga Israel tewas.