REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk serangan udara Israel ke Jalur Gaza, sebagai aksi pra-pemilihan umum dan mengatakan ia berencana membahas krisis tersebut dengan Presiden Mesir Mohamed Moursi di Kairo akhir pekan ini.
Di bawah Partai AK --yang berakar Islam pimpinan Erdogan, Turki telah berusaha menggunakan pengaruhnya sebagai negara demokratis yang baru muncul di dunia Muslim untuk meningatkan pengaruhnya di Timur Tengah, dan menjauhkan diri dari bekas sekutunya, Israel.
Erdogan mengatakan ia bermaksud berbicara melalui telepon dengan dengan Presiden AS Barack Obama, Jumat (16/11) malam, dan Ankara juga berusaha mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah prospek serbuan darat total Israel.
Amerika Serikat menyatakan telah meminta Turki dan Mesir mendorong HAMAS --yang menguasai Jalur Gaza agar menghentikan serangan roket ke dalam wilayah Israel. Tapi Erdogan malah dengan tegas menyalahkan negara Yahudi itu sebagai pangkal krisis yang bertambah parah tersebut.
"Sebelum pemilihan umum ini, mereka (Israel) menembak rakyat yang tak berdosa ini di Jalur Gaza untuk alasan yang mereka buat-buat," kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul sebagaimana diberitakan Reuters.
"Negara besar di dunia sekarang membuat petempur dan rakyat Jalur Gaza membayar, dan sebagai Republik Turki kami bersama saudara kami di Jalur Gaza dan tujuan adil mereka."
Hubungan antara Turki --yang dulu menjadi satu-satunya sekutu Israel di dunia Muslim-- dan negara Yahudi tersebut telah goyah sejak marinir Israel menyerbu kapal bantuan tujuan Jalur Gaza pada 2010 untuk menerapkan blokade laut atas Jalur Gaza. Sembilan warga negara Turki tewas dalam bentrokan antara marinir Yahudi dan pegiat.
Pekan ini, dua hari serangan udara gencar Israel ke Jalur Gaza dan pemanggilan tentara cadangan telah meningkatkan kekhawatiran mengenai serbuan darat penuh dalam upaya mengakhiri serangan roket gerilyawan, yang beberapa di antaranya telah menghantam kota terbesar Israel, Tel Aviv, untuk pertama kali.
Sebanyak 22 orang Palestina telah gugur dalam serangan udara itu sejak Rabu (14/11). Tiga orang Yahudi juga tewas oleh satu roket pada Kamis.