REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan kembali dukungannya terhadap hak-hak Israel untuk mempertahankan diri. Dukungan itu disampaikan Obama dalam perbicangan via telepon dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu terkait serangan terbaru Israel di Jalur Gaza.
"Presiden menegaskan kembali dukungan AS bagi hak Israel untuk membela diri, dan menyatakan penyesalan atas hilangnya nyawa warga sipil Israel dan Palestina," demikian ringkasan percakapan kedua negara sekutu itu dalam ringkasan yang disampaikan Gedung Putih, Sabtu (17/11).
Dalam percakapan itu, Netanyahu mengucapkan rasa terima kasihnya kepada AS atas investasi negeri Paman Sam tersebut terhadap roket Iron Dome dan mortir sebagai bentuk sistem pertananan Israel. "Secara efektif mengalahkan ratusan roket dari Gaza masuk dan menyelamatkan nyawa Israel yang tak terhitung jumlahnya," ujar Gedung Putih.
Kedua pemimpin juga membahas terkait opsi untuk melakukan de-eskalasi situasi. Namun, Gedung Putih tidak memberikan rincian terkait hal itu.
Sebelumnya, pada Jumat (16/11) Obama juga telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Mesir Muhammad Mursi. "Presiden menyatakan penyesalan atas hilangnya nyawa warga sipil Israel dan Palestina, dan menggarisbawahi pentingnya menyelesaikan situasi secepat mungkin untuk memulihkan stabilitas dan mencegah kerugian lebih lanjut dari kehidupan."
Para Pejuang Palestina di Gaza, Jumat menembakkan roket ke kota Yerusalem dan Tel Aviv. Kabinet Israel sendiri telah menyetujui tentara cadangna sebanyak 30 ribu.
Militer Israel mengatakan telah menutup semua jalan utama di sekitar perbatasan Gaza, yang sekaligus menetapkan zona militer tertutup. Kebijakan tersebut seakan memberi sinyal, Israel akan menghentikan roket-roket yang ditembakkan para pejuang Palestina. Sekaligus juga siap meluncurkan serangan darat pertama di wilayah itu sejak 2008-2009.