REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - -Pada hari keempat konflik berdarah Israel di jalur Gaza, serangan udara Israel menargetkan markas pemimpin Hamas dan fasilitas penting lainnya di Gaza.
Dilaporkan dari BBC News, kantor Perdana Menteri (PM) Palestina Ismail Haniyeh ikut hancur. Setidaknya 38 warga Palestina dan tiga warga Israel telah tewas sejak Israel membunuh pemimpin militer Hamas, Ahmed Said Khalil al-Jabari pada hari Rabu (14/11) waktu setempat.
Israel sebelumnya menempatkan 75 ribu pasukan cadangan yang bersiaga di tengah spekulasi dari invasi darat yang akan datang. Pejuang Palestina di Gaza terus menembakkan roket ke Israel, setelah bertujuan ke Tel Aviv dan Yerusalem pada hari Jumat (16/11) pada waktu setempat.
Setelah jeda, Kota Gaza dilanda serangkaian ledakan besar tak lama, Sabtu (17/11) setelah pukul 03.00 waktu setempat. Kemudian ada lagi serangkaian serangan di dalam dan sekitar kota setelah pukul 05.00 waktu setempat, dengan menargetkan beberapa bangunan kabinet Hamas, dimana koresponden mengatakan (bangunan tesebut) sepertinya telah kosong.
Salah satu target Israel adalah rumah seorang pemimpin Hamas di Jabaliya, di sebelah utara Kota Gaza. Rumah seorang pemimpin Hamas telah dihancurkan, Sabtu. Para pejabat juga mengatakan seorang komandan senior Hamas tewas pada hari Jumat (16/11) waktu Gaza.
Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, pihaknya menargetkan pasukan meluncurkan roket dan fasilitas penyimpanan senjata dan terowongan penyelundupan di perbatasan dengan Mesir, di selatan Gaza.
Juru bicara militer Israel, Avital Leibovich, mengatakan, 200 target telah terkena semalam, termasuk 120 peluncur roket, Jumat (16/11) waktu setempat. Israel mengeklaim memblokir akses ke tiga rute utama menuju Gaza pada hari Jumat (16/11).