REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Menteri Luar Negeri Tunisia, Rafik Abdesslem, mengunjungi Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (17/11). Ia pun mengutuk serangan Israel dan mengecamnya sebagai sebuah pelanggaran hukum internasional.
Berjalan di antara puing reruntuhan, Abdesslem mengamati lokasi ledakan di Gaza. Ia pun menilik kantor Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh yang luluh lantak akibat serangan Israel semalam. "Israel seharusnya memahami bahwa banyak hal yang berubah dan banyak air yang telah mengalir di Sungai Arab," ujarnya diantara reruntuhan gedung.
Abdesslem mengatakan, Israel seakan tak memahami hukum internasional. Negara Yahudi tersebut menyerang Gaza seenak jidat mereka. "Israel harus menyadari bahwa tangan mereka tidak lagi bebas, mereka tak memiliki kekebalan total, tidak diatas hukum internasional. Apa yang Israel lakukan ini tidak logis dan samak sekali tidak dapat diterima," kecamnya.
Menurut Abdesslem, Liga Arab harus segera mengambil tindakan untuk menghentikan Israel. Liga Arab, kata Abdesslem, bertanggung jawab melindungi warga Gaza. "Liga Arab harus memikul tanggungjawab untuk menghentikan agresi keji Israel terhadap saudara kami di Gaza," tuturnya.
Menlu Tunisia merupakan pejabat kedua yang berkunjung ke Gaza sejak perang Israel dan Hamas bergolak. Sebelumnya Perdana Menteri Mesir, Hisham Kandil pun melihat kondisi Gaza yang luluh lantak pada Jumat. Sekjen PBB Ban Ki Moon juga dikabarkan berencana mengunjungi teritorial Palestina tersebut.
Israel meluncurkan serangan udara sejak Rabu kemarin dan terus berlangsung hingga kini. Mereka mengeklaim serangan tersebut sebagai upaya melawan roket Hamas yang terus ditembakkan dari Gaza ke perbatasan Israel bagian selatan.