REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Militer Israel mengatakan telah menutup lalu lintas warga sipil di tiga jalan perbatasan Gaza. Penutupan jalan dari ataupun menuju Gaza tersebut dilakukan sejak Jumat (17/11). Reuters mengabarkan, tentara Israel menutup akses masuk dan keluar Gaza dalam rangka kebutuhan militer.
Terdapat indikasi kuat bahwa upaya tersebut bertujuan membangun kekuatan di perbatasan Israel-Gaza. Sesaat sebelum penutupan tersebut, sumber politik Israel mengatakan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak tengah mencari persetujuan pemerintah untuk meningkatkan jumlah pasukan melawan Gaza.
Ia bermaksud mengerahkan 75 ribu pasukan cadangan untuk menyerang Jalur Gaza, Palestina. Ribuan tentara tersebut disiapkan untuk melakukan serangan darat.Sebelumnya dikabarkan, serangan udara Israel meluluh lantakkan kantor Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniyeh, pada Jumat malam waktu setempat.
Sementara pihak Hamas yang memimpin pemerintahan Palestina di Jalur Gaza terus mempertahankan diri dengan meluncurkan roket ke wilayah Israel. Ibu Kota Israel, Tel Aviv termasuk salah satu target roket tersebut.
Konflik Gaza-Israel mencuat sejak Israel meluncurkan serangan udara yang menewaskan komandan militer Hamas, Ahmed Al-Jabari, Rabu lalu. Israel mengeklaim serangan tersebut sebagai upaya perlawanan atas roket Hamas yang terus ditembakkan dari Gaza ke perbatasan Israel bagian selatan.
Hamas pun naik pitam, perang kedua kubu pun bergolak. Sejak Rabu, sedikitnya 38 warga Palestina tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka. Dari pihak Israel tercatat tiga warga tewas akibat roket Hamas pada Kamis kemarin.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
