REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Kamboja benar-benar bersiap menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-21. Pojok-pojok Phnom Penh, ibu kota tempat pelaksanaan konferensi, berhiaskan bendera 10 negara ASEAN. Kendati telah wafat, mantan raja Kamboja Norodom Sihanouk tetap mewarnasi suasana KTT.
Kota tampak bersih. Taman-taman rapi dan hijau. Kelompok-kelompok polisi berjaga di setiap sudut kota. Jalur-jalur utama ditutup saat rombongan kepala-kepala negara lewat.
Wartawan Republika, Arys Hilman, dari Phnom Penh mengabarkan foto besar Norodom Sihanouk bertebaran di antara keriuhan suasana KTT ASEAN. Mantan raja Kamboja itu meninggal pada 15 Oktober 2012 di Beijing, Cina. Sebelumnya, pada 2004, ia menyerahkan mahkota kerajaan kepada putranya, Norodom Sihamoni.
Sihanouk meninggal karena serangan jantung pada usia 89. Dia sempat pula menjalani perawatan medis di Beijing karena kanker usus besar, diabetes, dan hipertensi. Raja Norodom Sihamoni dan Perdana Menteri Hun Sen menjemput jenazah Sihanouk dari Beijing.
Jenazah Sihanouk disemayamkan di Istana Kerajaan selama tiga bulan. Jenazah diawetkan sebelum dikremasi. Pada Ahad (18/11) pagi, saat Republika melintasi Istana, tampak masyarakat antre untuk memberikan penghormatan terakhir.
Para kepala negara anggota ASEAN juga dijadwalkan memberikan penghormatan terakhir di sela acara KTT ASEAN. Demikian pula PM Cina Wen Jiabao dan PM Jepang Yoshihiko Noda. Sementara, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berencana melakukannya pada Selasa (20/11).