REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-21 dibuka, Ahad (18/11).
Perdana Menteri Kamboja yang menjabat ketua ASEAN saat ini, Hun Sen, mengingatkan perlu upaya lebih keras untuk menghadapi tantangan bersama.
Secara regional, ASEAN menghadapi masalah kesenjangan pembangunan di antara para anggotanya. Kendati sudah berkurang, kata Hun Sen, kesenjangan masih signifikan.
Situasi ini mengharuskan ASEAN untuk menggandakan upaya mempercepat pertumbuhan dan mendistribusikannya.
“Lebih dari itu, kita hanya punya waktu tiga tahun untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN pada 2015,” ujar Hun Sen saat membuka KTT di Istana Perdamaian Phnom Penh.
ASEAN, menurut Hun Sen, secara global kini menghadapi tantangan berupa kerapuhan ekonomi di negara-negara maju, di Eropa maupun Amerika Serikat. Situasi kian sulit karena terjadinya pelambatan pertumbuhan di Asia dan kemelut politik di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Tantangan lain berupa masalah harga minyak yang tinggi, ketahanan pangan, bencana alam, perubahan iklim, terorisme, dan kejahatan transnasional.
KTT kali ini berlangsung pada saat pencapaian besar ASEAN, terutama dalam pengembangan tiga pilar dalam roadmap Masyarakat ASEAN. Ketiga pilar adalah komunitas politik-keamanan, komunitas ekonomi, dan komunitas sosial-budaya.
Hun Sen berharap KTT akan menemukan solusi bagi percepatan langkah menuju Komunitas ASEAN pada 2015. Berbagai tantangan, katanya, akan sulit dihadapi secara sendiri-sendiri dan memerlukan pendekatan komprehensif dan kooperatif melalui ASEAN.