Ahad 18 Nov 2012 13:15 WIB

Pembentukan Masyarakat ASEAN 2015 Tetap Jadi Prioritas

Rep: Arys Hilman, laporan langsung dari Pnom Penh/ Red: Chairul Akhmad
Para pemimpin ASEAN dalam Pembukaan KTT ASEAN ke-21 ASEAN di Peace Palace, Phnom Penh, Kamboja, Ahad (18/11).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Para pemimpin ASEAN dalam Pembukaan KTT ASEAN ke-21 ASEAN di Peace Palace, Phnom Penh, Kamboja, Ahad (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-21 dibuka, Ahad (18/11).

Perdana Menteri Kamboja yang menjabat ketua ASEAN saat ini, Hun Sen, mengingatkan perlu upaya lebih keras untuk menghadapi tantangan bersama.

Pembentukan Masyarakat ASEAN pada 2015, kata Hun Sen, harus tetap menjadi prioritas. ASEAN harus memberikan perhatian pada penerapan program dan rencana aksi yang tertuang pada ketiga pilar.

Perhatian juga mencakup peninjauan ulang rencana kerja kedua pada //Initiative for ASEAN Integration. (2009-2015). Perhatian berikutnya terhadap //masterplan keterhubungan (konektivitas) ASEAN.

Dana Infrastruktur ASEAN  senilai 500 juta dolar AS belum mampu menutupi kebutuhan konektivitas tersebut.

Hun Sen mendorong para menteri negara-negara ASEAN untuk memformulasikan kebijakan penting sebelum 2015 yang mencakup masalah hambatan tarif dan nontarif, liberalisasi investasi, konektivitas dan transportasi, dan pengembangan usaha kecil dan menengah.

Hal lain yang harus disiapkan mencakup Inisiatif untuk Integrasi ASEAN, pengelolaan hubungan saling menguntungkan dalam bidang jasa profesi dan buruh, reformasi  regulasi, dan pembangunan institusi.

ASEAN juga harus menemukan cara untuk mengatasi proteksionisme dalam perdagangan barang dan jasa dalam kawasan. Kemitraaan Ekonomi Komprehensif Regional yang akan dibahas pada KTT kali ini diharapkan membuka pasar kawasan dan membawa ASEAN ke dalam pasar terpadu yang meliputi tiga miliar manusia.

Hun Sen juga menyorot pentingnya penanganan keamanan kawasan. Ini adalah hal yang tak terhindarkan demi kemakmuran dan pertumbuhan seluruh kawasan. ASEAN harus meningkatkan kapasitas dan peran untuk mengatasi isu terkait masalah perdamaian dan keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement