REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Belum cukup agresi militer ke Gaza, Israel berniat akan memperluas serangan mematikan di wilayah tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seperti dilaporkan oleh Press TV, Ahad (18/11).
"Militer siap secara signifikan untuk memperluas operasi. Para prajurit siap untuk aktivitas apapun yang bisa terjadi," kata Netanyahu dalam rapat kabinet, Ahad (18/11).
Dia menambahkan bahwa militer Israel telah menargetkan lebih dari 1.000 tempat di daerah kantong yang diblokade. Negara zionis ini telah resmi memobilisasi hingga 75 ribu tentara cadangan. Langkah ini dilakukan guna mempersiapkan kemungkinan invasi darat di jalur Gaza.
Seperti diketahui, gelombang baru agresi Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak (14/11) lalu. Hingga kini, jumlah korban terus bertambah dan mencapai sedikitnya 50 orang tewas dan 500 orang lainnya terluka.
Militer Israel memang kerap melakukan serangan udara dan serangan lainnya di Jalur Gaza. Negara zionis ini mengklaim tindakan agresi itu dilakukan sebagai upaya defensif. Namun, pada kenyataannya, banyak warga sipil tak berdosa tewas menjadi korban dari serangan tersebut.
Wilayah Gaza sendiri telah diblokade sejak 2007. Akibat pemblokadean itu, menyebabkan penurunan standar hidup, tingginya tingkat pengangguran tinggi, dan kemiskinan.