Ahad 18 Nov 2012 21:39 WIB

Meski Krisis, Yordania Kirim Bantuan ke Gaza

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany
Korban yang terluka akibat serangan brutal Israel menunggu perawatan di Rumah Sakit Asy-Syifa, Gaza, Palestina.
Foto: Reuters/Ali Hassan
Korban yang terluka akibat serangan brutal Israel menunggu perawatan di Rumah Sakit Asy-Syifa, Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN—Ditengah demonstrasi protes kenaikan harga BBM yang terus berkecamuk di negaranya, Raja Yordania, Abdullah II masih sempat memikirkan persoalan Palestina.

Yordania yang memiliki perjanjian damai dengan Israel sejak tahun 1994, bukan berarti akan membiarkan Palestina begitu saja dihantam serangan udara Israel.

Sang Raja mengeluarkan titahnya pada Sabtu (17/11) kemarin agar segera mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

Juru bicara kerajaan mengatakan negaranya bekerja sama dengan Organisasi Amal Hashemit Yordania sudah mengirimkan beberpa bantuan kemanusian ke Jalur Gaza.

“Bantuan kemanusiaan merupakan kebutuhan yang mendesak bagi rakyat Palestina di Gaza. Karena saat ini mereka tengah menghadapi kondisi yang sulit dan memprihatinkan. Roda kehidupan disana tidak berjalan akibat serangan Israel," kata seorang juru bicara istana kerajaan.

Selain bantuan kemanusiaan, Raja Abdullah juga memerintahkan Tim Medis di Rumah Sakit Militer Yordania agar membantu beberapa rumah sakit di Gaza.

"Kami rasa perawatan dari medis akan lebih banyak diperlukan. Terutama bagi anak-anak yang menjadi korban agresi Israel. Kami harap keadaan sulit yang dihadapi Palestina bisa lebih ringan. Bantuan ini atas nama persaudaraan."

Serangan udara yang terus dilancarkan Israel berturut-turut sudah memasuki hari kelima. Sejak Rabu sore, Israel telah melakukan ratusan serangan udara dengan menargetkan kota-kota padat penduduk.

Sebelumnya, Raja Abdullah Yordania sempat menelpon Menteri Luar Negeri AS, Hilary Clinton, Jumat (16/11). Raja Abdullah menyampaikan kekhawatiran dan keprihatinannya tentang implikasi dari serangan udara yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement