REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Sebanyak 69 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan-serangan udara Israel yang membombardir Gaza sejak Rabu (14/11) kemarin.
Jumlah itu bertambah setelah 23 orang Palestina, yang mencakup 14 wanita dan anak-anak dilaporkan tewas, pada Ahad (18/11), yang disebut sebagai hari paling mematikan dalam operasi pemboman di Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan Hamas seperti dikutip AFP.
Sembilan anak, lima diantaranya bayi dan balita, serta lima wanita termasuk diantara korban dalam kekerasan itu.
Serangan-serangan itu berlangsung ketika upaya diplomatik ditingkatkan untuk berusaha mengakhiri pertumpahan darah tersebut, yang mulai terjadi pada Rabu dan juga menewaskan tiga warga Israel dan mencederai lebih dari 50 orang, kata sumber-sumber medis.
Sejauh ini serangan paling mematikan berlangsung di Kota Gaza bagian utara, dimana sebuah rudal menghancurkan bangunan tiga lantai, menewaskan sembilan anggota keluarga Al-Dallu, lima diantaranya anak-anak, dan dua orang lain, kata petugas medis.
Militer Israel belum memberikan pernyataan segera mengenai serangan itu dan hanya mengatakan, angkatan udara menghantam "sejumlah sasaran di Kota Gaza bagian utara".
Dengan kematian-kematian terakhir itu, jumlah korban tewas Palestina menjadi 69 dan korban cedera lebih dari 600 sejak serangan udara yang menewaskan seorang pemimpin Hamas mengawali operasi militer Israel terhadap Gaza.