REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tak puas dengan serangan udara, Israel menggempur Gaza melalui serangan darat dan laut. Bombardir dari segala penjuru mencekam wilayah Palestina di tepi Laut Mediterania tersebut.
Memasuki hari kelima, serangan Israel terhadap Gaza makin ganas. Kepulan asap, reruntuhan bangunan, wanita menangis menjadi pemandangan Gaza yang memilukan.
Tak sedikit anak-anak ditandu bergelimang darah. Rumah sakit penuh sesak dengan fasilitas minim tak memadai jumlah korban yang terus bertambah setiap detik.
Para pejuang Gaza tampak terus mencoba membela dan mempertahankan diri. Tak sedikit roket yang mereka luncurkan menuju kota zionis Israel.
Namun tak sedikit pula roket tersebut yang berhasil ditembak jatuh Israel hanya dengan lima Iron Dome yang mereka miliki.
Dari darat, tank-tank Israel telah disiagakan di sepanjang perbatasan. Untuk invasi darat dan laut, Kementerian Keamanan Israel bahkan mengerahkan puluhan ribu tentara cadangan.
Aljazirah melaporkan, beberapa orang yang tinggal di kawasan perbatasan utara dan timur dengan Israel telah meninggalkan rumah mereka. Penduduk perbatasan mengungsi ke tempat perlindungan ataupun ke tempat kerabat mereka.
Namun di Kota Gaza, warga masih bertahan di rumah mereka. Mereka tak menjalankan aktivitas apapun, hanya berlindung bersiaga kapan serangan darat Israel merenggut nyawa mereka. Toko-toko pun tutup, aktivitas ekonomi lumpuh.
Dari laut, angkatan laut Israel dikabarkan telah bersiaga di garis pantai Gaza. Mereka bahkan telah menargetkan kawasan utara Gaza tersebut.
"Ini adalah kapal angkatan laut di lepas pantai Gaza yang (terus siaga disana) sepanjang tahun. Sekarang tampaknya banyak penembakan berasal dari kapal-kapal tersebut ke Kota Gaza," ujar laporan wartawan Aljazirah, Nicole Johnston.