REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Abdullah II dari Yordania menyerukan upaya regional dan internasional guna membantu mengakhiri agresi Israel ke Jalur Gaza, demikian laporan kantor berita resmi Jordania, Petra, Ahad (18/11).
Menurut Raja Abdullah II, Agresi Israel meningkatkan penderitaan rakyat Palestina. Dalam pertemuan dengan Tony Blair, utusan Kuartet Timur Tengah, Raja Abdullah II mengatakan agresi yang dilancarkan Israel menghambat upaya perdamaian dan menjadi ancaman serius bagi keamanan dan kestabilan di wilayah tersebut.
Mengenai proses perdamaian Timur Tengah, Raja Yordania itu menggaris-bawahi peran penting yang telah dimainkan Kuartet Negara itu dalam mencapai penyelesaian yang adil dan langgeng bagi masalah Palestina.
Sementara, menurut laporan Xinhua, Senin (19/11), Blair menyampaikan penghargaan atas upaya Yordania guna mewujudkan perdamaian dan meningkatkan keamanan serta kestabilan di Timur Tengah. Ia juga menekankan pentingnya dukungan Yordania bagi rakyat Palestina dalam kondisi saat ini.
Ahad malam (18/11), dua orang Palestina lagi meninggal dalam serangan udara Israel terhadap bagian selatan Jalur Gaza, sehingga jumlah korban jiwa di jalur pantai tersebut jadi 72 sejak dimulainya agresi militer Yahudi pada Rabu (14/11), kata beberapa sumber medis Palestina, Ahad larut malam.
Sebanyak 72 orang Palestina, termasuk 20 anak kecil, delapan perempuan dan sembilan orang lanjut usia tewas dan lebih dari 600 orang lagi cedera sejak dilancarkannya "Operasi Pilar Pertahanan" pada Rabu lalu, kata beberapa sumber.
Sebanyak 11 warga sipil, sembilan di antara mereka anggota satu keluarga, meninggal pada Ahad, dalam satu serangan udara Israel terhadap satu rumah di Jalur Gaza. Serangan tersebut adalah yang merenggut paling banyak korban jiwa sejak dimulainya agresi militer Israel.