REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan Israel ke Gaza tidak mematahkan semangat relawan Indonesia untuk terus berjuang membantu pengobatan dan memenuhi kebutuhan hidup Masyarakat Gaza. Meskipun serangan roket tidak berhenti, relawan tetap bertahan.
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Joserizal Jurnalis, menyatakan pihaknya masih memaksimalkan peranan sekitar 28 relawannya di Gaza. Mereka mempunyai komitmen untuk pembangunan RS Indonesia di Gaza.
"Kalau eskalasi meningkat dari hari ke ke hari kita akan kirimkan tim medis ke Asy-Syifa," ujarnya saat dihubungi, Senin (19/11).
Relawan sebanyak itu memasuki Gaza sejak Mei lalu. Ketika itu, situasi di Gaza sudah darurat militer. Fasilitas Militer Hamas terus menjadi sasaran serangan udara dan laut Israel.
Pihaknya sempat menghentikan pekerjaan relawan karena eskalasi serangan militer Israel meningkat. Namun saat ini pihaknya menyatakan akan terus memaksimalkan peranan relawan untuk membantu masyarakat di Gaza.
RS Indonesia yang sedang dibangun berada di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina. Wilayah tersebut merupakan wilayah terpadat penduduk di Gaza.
RS Indonesia dibangun sengaja dekat perbatasan dan padat penduduk karena wilayah tersebut rawan terjadi perang. Saat ini kondisi fisik yaitu pembangunan tahap 1 (struktur) RSI yang terdiri dari dua lantai dan satu lantai basement ditambah satu lantai area tengah (middle area) telah selesai 100 persen.