REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassem al-Thani menggambarkan perang di Jalur Gaza, Palestina sebagai tindakan yang 'tidak bisa diterima'.
Untuk itu, Sheikh Hamad meminta gencatan senjata di Gaza dihentikan. "Kami mengharapkan tercapainya ketenangan. Tapi ini harus terjadi dengan jelas, serta tidak satu pihak pun diperbolehkan untuk terus membunuh atau memulai pertempuran," kata Sheikh Hamad di Doha, Qatar, seperti dinukil AFP, Senin (19/11).
"Gencatan senjata harus diawasi dari kedua belah pihak."
Israel meluncurkan agresi militer di Jalur Gaza, Rabu (14/11). Jumlah korban tewas hingga kini mencapai 95 orang di Jalur Gaza. Jumlah terbesar dalam konflik Israel-Palestina dalam empat tahun terakhir.
Tiga warga Israel tewas dan lebih dari 50 orang terluka serangan roket. Perdana menteri Qatar juga menyerukan pencabutan blokade yang menindas Gaza.
Pada Oktober lalu, Emir Qatar menjadi kepala negara pertama yang mengunjungi Gaza, sejak kelompok Hamas merebut kawasan itu dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas pada 2007. (baca: PM Italia: Hentikan Baku Tembak di Gaza!).