REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Hamas memiliki hak menyerang dan melawan serangan Zionis Israel. Pemimpin Hamas di Kairo, Khaled Meshaal mengatakan sekarang waktu bagi dunia melihat keadaan rakyat Palestina di Gaza, dan mengajak negara-negara muslim untuk memberikan dukungan.
Meshaal mengatakan perlawanan di Gaza adalah hak untuk mempertahankan dan membela diri dari kebiadaban hantu zionisme.
"Negara mana di dunia ini yang mengizin agresor,'' Meshaal mengatakan hal tersebut saat berada di forum internasional rencana gencatan senjata di Kairo, Mesir, Senin (19/11), seperti dikutip kantor berita Reuters, di hari yang sama.
Angkatan bersenjata zionis menggempur Gaza lewat udara sejak Rabu (14/11). Jet tempur bersama helikopter serbu milik zionis menyisir dan meluncurkan rudal-rudal taktis ke pemukiman di Gaza. Armada perang zionis di Laut Gaza juga turut membantu serangan tak seimbang ini.
Hamas bersama kelompok sayap bersenjatanya, Brigadir Alqassam meningkatkan intensitas perlawan ke Zionis Israel. Eskalasi perlawanan tertinggi sejak 2008 silam.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Liga Arab menghendaki gencatan senjata harus disegerakan.
Hamas menerima rencana internasional itu. Meshaal mengatakan tidak menjadi soal bagi faksinya menghentikan serangan.
Menurut dia gencatan senjata tanpa memenuhi hak-hak warga Palestina adalah tidak mungkin. Hamas akan memberikan kunci perdamaian jika zionis berhenti membunuh warga Palestina yang berada di Gaza.
"Mereka harus menghentikan invansi dan menghentikan blokade terhadap Gaza. Hari ini atau besok, atau tidak akan pernah ada (gencatan senjata)," dia menegaskan demikian.