REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Palestina menolak skenario memindahkan sebagian warga Palestina di Jalur Gaza ke wilayah Semenanjung Sinai, Mesir.
"Belum ada pihak yang menawarkan pemindahan sebagian warga Palestina ke Sinai, dan kami menolak skenario tersebut," kata Kepala Biro Politik Gerakan HAMAS, Khaled Meshal dalam jumpa pers di Kairo, Senin (19/11) waktu setempat.
Meshal, yang kini bermukim di pengasingannya di Qatar setelah pindah dari Damaskus, Suriah, mengunjungi Mesir dalam upaya mendesak diakhirinya agresi militer Israel di Jalur Gaza.
Kabar eksodus kalangan warga Palestina ke Sinai itu menjadi isu hangat di Mesir, dan pihak oposisi menuduh pemerintah mendiamkan kasus tersebut.
Tersebar kabar bahwa sejumlah warga Jalur Gaza memasuki Semenanjung Sinai secara ilegal lewat terowongan-terowongan bawah tanah.
Pihak oposisi menuduh adanya skenario dimasukkan sebagian wilayah Sinai ke Jalur Gaza untuk pembentukan satu negara terpisah.
"Bila skenario itu terwujud, maka Jalur Gaza akan menjadi satu negara tersendiri terpisah dari Tepi Barat, Palestina," kata Mohsen Ragab dari Partai Al Wafd.
Semenanjung Sinai yang berbatasan dengan Jalur Gaza itu belakangan ini menjadi wilayah operasi militer Mesir akibat konflik antara kelompok garis keras dan aparat keamanan setempat. Operasi militer itu diberlakukan menyusul pembunuhan 16 aparat keamanan Mesir pada Agustus silam.