REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Agresi militer Israel telah memasuki hari ketujuh. Kondisi Gaza masih saja terus memanas. Hingga hari ini, menurut laporan Xinhua, jumlah korban tewas mencapai 114 orang dan 800 orang lainnya terluka.
Rentetan serangan udara terbaru Israel di Jalur Gaza pada Selasa (20/11) pagi telah menewaskan tiga warga Palestina. Serangan udara pertama terjadi di sebelah utara kota Beit Lahiya dan menewaskan seorang warga sipil Palestina, Akram Marouf, serta melukai anaknya.
Serangan udara kedua terjadi di Jalur Gaza Tengah menewaskan seorang pemuda. Hingga kini, identitas korban tersebut masih belum diketahui.
Sementara itu, serangan ketiga terjadi di sebelah utara Gaza dan menewaskan seorang pemuda Palestina. Militer Israel menargetkan 100 titik di seluruh Jalur Gaza. Salah satu target adalah Bank Islam Nasional cabang Kota Gaza yang didirikan gerakan Islam Hamas.
Tujuh warga yang tinggal di dekat bank terluka.Pesawat Israel berjenis F16 juga menjatuhkan bom di dua rumah militan Hamas di kota Rafah, Gaza selatan dan Khan Younis. Terowongan penyelundupan bawah Gaza juga ikut terkena serangan.
Seperti diketahui, gelombang baru agresi Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak (14/11) lalu. Militer Israel memang kerap melakukan serangan udara dan serangan lainnya di Jalur Gaza.
Israel mengeklaim tindakan agresi itu dilakukan sebagai upaya defensif. Namun, pada kenyataannya, banyak warga sipil tak berdosa tewas menjadi korban dari serangan tersebut. Wilayah Gaza sendiri telah diblokade sejak 2007. Akibat pemblokadean itu, menyebabkan penurunan standar hidup, tingginya tingkat pengangguran tinggi, dan kemiskinan.