REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (20/11) mengecam serangan Israel yang dianggapnya sebagai upaya pembersihan etnis Palestina di Gaza. Erdogan juga menyatakan serangan udara negara Yahudi tidak bisa dianggap sebagai pembelaan diri.
"Israel melakukan pembersihan bangsa dengan mengabaikan perdamaian di kawasan ini dan melanggar hukum antarbangsa," kata Erdogan, "Ia berusaha menduduki wilayah Palestina selangkah demi selangkah."
Perdana menteri itu menyatakan serangan udara Israel terhadap Gaza tidak bisa dianggap pertahanan diri dan mengecam sikap negara Barat yang memaklumi kekerasannya di Timur Tengah. "Cepat atau lambat, Israel akan menjawab untuk darah tak berdosa, yang ditumpahkannya," katanya.
Pada Senin, Erdogan menyatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa menutup mata pada serangan Israel terhadap rakyat Palestina dan menuduh badan dunia tersebut berstandar ganda terhadap Muslim.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada Selasa menyatakan gerakan darat Israel di Gaza akan mengakibatkan pergolakan berbahaya, yang harus dihindari.
Dalam jumpa pers di Kairo sesudah pembicaraan dengan ketua Liga Arab Nabil Elaraby itu, ia juga menyerukan gencatan senjata segera di wilayah kantong Palestina tersebut.
Pada Selasa petang, sekretaris jenderal badan dunia itu dijadwalkan menuju Israel untuk berbicara dengan Perdana Menteri Isarel Benjamin Netanyahu.