REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Goma, kota strategis di bagian timur Republik Demokratik Kongo, direbut oleh kelompok pemberontak M23. PBB menyebut situasi Goma dalam kondisi kritis.
''Situasi Goma dan sekitarnya telah mencapai tahap kritis," kata juru bicara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Eduardo Del Buey, seperti dikutip AFP. "Pihak militer M23 terus maju."
Del Buey mengatakan laporan-laporan menunjukkan bahwa M23 telah melukai penduduk sipil. Mereka juga melakukan penculikan anak-anak dan perempuan. ''M23 menghancurkan dan menjarah properti, mengintimidasi wartawan serta siapa saja yang mencoba untuk melawan kendali mereka," katanya melanjutkan.
Juru bicara pemberontak M23, Kolonel Vianney Kazarama, mengatakan kepada Associated Press bahwa pasukan pemberontak telah menguasai kota Goma, ibu kota provinsi North Kivu, yang berbatasan Rwanda. Mereka berhasil merebut bandara internasional yang sebelumnya di bawah kendali Misi Organisasi Stabilisasi PBB di DRC (MONUSCO).
Sejak tahun 2004, Goma adalah zona konflik bersenjata antara pemerintah DR Kongo dan kelompok bersenjata anti-pemerintah yang diduga didukung oleh Rwanda. Gerakan 23 Maret (M23) terutama terdiri dari tentara yang memberontak pada tentara nasional DR Kongo pada April.