Rabu 21 Nov 2012 13:17 WIB

Gaza Memanas, Inilah Permintaan Presiden SBY

Presiden SBY
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH---Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar aksi kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina, dihentikan supaya korban jiwa tidak lagi berjatuhan.

"Pada 2008 dan 2009, korbannya ribuan," kata Presiden Presiden di Phnom Penh, Kamboja, Rabu, sebelum berangkat ke Islamabad, Pakistan.

Presiden berada di Kamboja dalam rangka mengikuti KTT ASEAN ke-21. Sementara itu di Pakistan, Kepala Negara dan rombongan dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan selain menghadiri KTT D8.

Menurut laporan AFP serangan Israel yang dimulai 14 November telah mengakibatkan 130 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka.

Presiden Yudhoyono mengatakan jika tindak kekerasan yang dilakukan oleh Israel dibiarkan maka keadaannya akan lebih buruk lagi. "Serangan udara dan roket-roket ditembakkan," katanya.

Dalam pertemuan KTT ASEAN dengan negara mitranya yang juga dihadiri oleh Presiden AS Barack Obama, kata Presiden, dia menyampaikan kepada Obama untuk berbuat sesuatu untuk menghentikan kekerasan.

Amerika Serikat, kata Yudhyono, menyambut positif permintaan itu dan berusaha keras menghentikan kekerasan di Jalur Gaza.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai kesempatan dan pertemuan di KTT ke-21 ASEAN selalu mengangkat isu serangan Israel ke Jalur Gaza dan meminta dunia internasional berupaya menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina.

"Presiden Yudhoyono meminta semua pihak untuk menghentikan lingkaran kekerasan dan pengerahan kekuatan secara eksesif di Jalur Gaza," kata Marty Natalegawa.

Permintaan Indonesia itu, menurut Marty, kemudian didukung delegasi Malaysia yang mengatakan akan sulit bagi negara-negara Islam untuk menjaga sikap moderat warga muslim melihat serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan begitu banyak warga Palestina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement