Rabu 21 Nov 2012 23:19 WIB

Gencatan Senjata Israel-Palestina, Mungkinkah?

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Menlu AS, Hillary Clinton
Foto: GLOBAL EDMONTON
Menlu AS, Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM --- Di Yerussalem dan Tepi Barat, delegasi internasional berkumpul membicarakan rencana gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Menlu Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton tiba di tanah Palestina saat Selasa (20/11) petang, menyusul Sekjen PBB Ban Ki-moon dan delegasi lainnya.

Lobi internasional gencar dilakukan untuk menghentikan eskalasi serangan. Kunjungan Hillary diyakini sebagai jawaban atas kebuntuan proposal serupa di Kairo, Mesir yang gagal Senin (19/11) lalu. Hillary akan menemui Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas saat Rabu (21/11) di Ramallah.

Sementara Ban bertemu PM Israel Benjamin Netanyahu. Hillary mengatakan tidak dapat memberikan jaminan adanya gencatan senjata sebelum menemui Presiden Mesir Muhammad Mursi saat Kamis (22/11) di Kairo. Kesepakatan gencatan senjata dikatakan akan kembali diumumkan di Kairo.

"AS akan bekerja sama dengan negara-negara mitra di kawasan untuk keamanan semua negara,'' Hillary mengatakan demikian, seperti dilansir AFP, Rabu (21/11).

Dia menegaskan kesemrawutan antara Gaza dan Israel tidak dapat diselesaikan tanpa meninggalkan kewajiban bagi yang lain. AS kembali memberikan pernyataan dukungan kepada Tel Aviv mengenai Washington yang tidak goyang mendukung Israel.

Dari Kota Vatikan, Paus Benediktus mendukung internasional yang berupaya menengahi konflik di Gaza. Dia menyerukan agar Otoritas Palestina dan Israel mengambil keputusan berani untuk mengakhiri konflik.

Menurutnya konflik tersebut hanya akan menyisakan konflik kemanusian yang panjang. "Saya rasa perlu mencegah mereka (Hamas dan Gaza) untuk saling mengakui, dan mengurangi dampak kemanusiannya,'' Paus mengatakan hal tersebut.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement