Kamis 22 Nov 2012 10:23 WIB

Klausul Gencatan Senjata Kemenangan Gaza

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Djibril Muhammad
Relawan di Gaza merayakan gencatan senjata Hamas-Israel sejak rabu (21/11) malam
Foto: aljazeera
Relawan di Gaza merayakan gencatan senjata Hamas-Israel sejak rabu (21/11) malam

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Delapan hari melakukan serangan udara ke Jalur Gaza, Israel menyerahd engan memilih gencatan senjata. Hamas berhasil mempertahankan wilayahnya dan mendesak Israel untuk menyetujui syarat penting dalam gencatan kali ini. 

Gencatan senjata dibacakan di Kairo, Mesir. Berlaku mulai Rabu (21/11) malam sekira pukul 21.00 waktu setempat, atau Kamis (22/11) dini hari waktu Indonesia. Pemerintahan Mesir menyalinkan teks gencatan senjata, Reuters melansir dua isi perjanjian damai yang mengharuskan Israel menghentikan semua rangkaian serangan di Gaza, dari udara, laut, maupun darat. 

Gencatan senjata juga mendesak semua faksi di Palestina menghentikan permusuhan terhadap zionisme, termasuk menghentikan kiriman roket ke wilayah Israel di sepanjang perbatasan kedua wilayah.

Hamas menuntut Israel agar membuka blokade terhadap Gaza. Memang tidak dikabulkan, tetapi negara-negara yang bersinggungan diwajibkan membuka semua pintu perbatasan dari dan menuju Gaza. Dikatakan hal tersebut untuk membebaskan lalu lintas perjalanan manusia dan barang.

Klasul menghendaki agar faksi pemenang pemilu di Palestina 2007 ini menahan diri dari transaksi persenjataan. "Prosedur pelaksanaan akan dilakukan dalam 24 jam setelah gencatan disetujui," tulis pakta tersebut.

Pemimpin Hamas di Mesir, Khaled Mashal mengatakan, pembebasan perbatasan untuk akses ekonomi ke Gaza adalah kemenangan mutlak warga Palestina. Hal tersebut adalah satu di antara kekalahan diplomasi zionis dalam upaya damai kali ini. 

"Mereka gagal. Dan kami mendapatkan beberapa yang kami inginkan," Meshaal mengatakan saat jumpa pers, di Kairo, Rabu (21/11). 

Di Gaza gencatan senjata adalah kemenangan bagi warga. Letupan meriam dan terompet hura ria menyambut kemenangan tersebut. "Musuh terlalu banyak bicara tentang serangan. Kami menentukan apa yang kami inginkan. Zionis telah kalah," Kepala Jihad Islam, Shallah mengatakan.

Pakar politik di Tel Aviv, Ehud Yaari mengatakan isi gencatan senjata adalah pukulan bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Taksir dia, perdana menteri tidak menduga kekalahannya kali ini. 

"Gencatan kali ini gambaran tidak terduga bagi Israel. Ini diluar keinginan Netanyahu," Ehud mengatakan demikian saat di Channel 2, dan dilansir, Times of Israel, Kamis (22/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement