REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra mengatakan bahwa gencatan senjata tak sepenuhnya menjamin perdamaian abadi di Jalur Gaza yang selama ini menjadi sengketa antara Palestina dengan Israel.
"Meskipun baru disepakati gencatan senjata namun itu tidak menjamin perdamaian abadi di kawasan Timur Tengah karena inti persoalan tidak pernah diselesaikan," kata Azyumardi Azra dalam "Parliamentary Event On Interfaith Dialogue" di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (22/11).
Menurut dia ada tiga pokok permasalahan yang harus diselesaikan pada masa gencatan senjata itu, di antaranya masalah pemukiman liar di tanah Palestina yang masih memerlukan skema perdamaian mendasar. "Harus ada tukar menukar wilayah. Wilayah Palestina yang dijadikan pemukiman ilegal oleh Israel harus dikembalikan," katanya.
Selain itu penetapan yang jelas mengenai status Yerusalem yang saat ini menurut Azyumardi dianggap Israel sebagai ibu kotanya.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah itu mengatakan bahwa Palestina juga semestinya harus mengakui eksistensi Israel yang menjadi salah satu isu pokok yang masih belum terselesaikan.
Ia mengkhawatirkan apabila tidak juga diselesaikan maka gencatan senjata yang telah disepakati malah digunakan untuk memperkuat kekuatan militer masing-masing.