Kamis 22 Nov 2012 20:54 WIB

Cegat Roket Hamas, Israel Rogoh Kocek 30 Juta Dolar

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Yudha Manggala P Putra
Misile Iron Dome Israel mencoba menghadang roket-roket Hamas
Foto: AP Photo /Tsafrir Abayov
Misile Iron Dome Israel mencoba menghadang roket-roket Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Selama pertempuran delapan hari dengan Hamas di Jalur Gaza, Israel tak sedikit mengeluarkan ongkos operasional.

Untuk menangkis serangan roket Hamas saja, negara Yahudi tersebut dilaporkan menguras dana USD 25 juta hingga USD 30 juta atau sekitar Rp 240 hingga 300 miliar.

Biaya tersebut digunakan Israel untuk Iron Dome, sistem penangkis roket Hamas yang memasuki wilayah Israel. Sistem canggih yang didukung AS tersebut dipasang Israel saat pertempuran berlangsung. 

Menutupi biaya pengeluaran yang tinggi tersebut, Menteri Pertahanan Sipil Israel, Avi Dichter mengatakan, Iron Dome kemungkinan akan dijual di bursa saham. 

"Apakah Iron Dome akan diperdagangkan dalam bursa efek Tel Aviv atau Nasdaq, itu akan dikalikan nilai sahamnya beberapa kali," ujarnya.

Seorang pejabat senior Israel bahkan memperkirakan biaya Israel tersebut meningkat hingga USD 380 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun per hari. 

Untuk membendung resiko tingginya biaya tersebut, AS pun membantu biaya Iron Dome.  Presiden AS Barack Obama bahkan menyatakan dukungan lanjut pada Rabu lalu.

Pihak Israel mengatakan, dibutuhkan 13 Irone Dome untuk perlindungan total negara dari roket Hamas. Padahal biaya per unit sistem canggih yang menggunakan radar pencegat roket tersebut  membutuhkan anggaran USD 50 juta atau sekitar Rp 500 miliar.

Selama peperangan, Israel memasang lima Iron Dome di perbatasan dengan Gaza. Menurut laporan militer Israel, lima Iron Dome  tersebut telah menjatuhkan 421 roket dari total roket Hamas 1.500 buah. Jumlah tersebut terhitung sejak 14 November hingga genjatan senjata Rabu malam. 

Meski Israel telah memiliki Iron Dome, roket Hamas sempat menembusnya dan menewaskan lima orang. Roket Hamas pun mampu menghantam ibu kota Tel Aviv dan Kota Suci Yerussalem.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement