REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Baru saja menyepakati upaya gencatan senjata, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu kembali mengancam akan melakukan serangan kembali ke Jalur Gaza. Dia menyatakan rezim Tel Aviv siap untuk serangan baru ke Jalur Gaza.
"Saya tahu ada warga yang mengharapkan kami bertindak tegas di Gaza. Karena itu kami siap untuk menyatukannya. Kami memilih kapan, terhadap siapa, dan bagaimana harus bertindak," katanya seperti dikutip dari Press TV, Jumat (23/11).
Hal serupa juga pernah diungkapkan sebelumnya oleh Menteri Urusan Militer Israel Ehud Barak. Barak mengancam akan melanjutkan serangan ke Gaza jika kesepakatan yang diprakarsai Mesir menemui kegagalan. Barak juga menyatakan kesepakatan gencatan senjata kemarin bukan perjanjian formal antara rezim Israel-Hamas.
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyeh, menolak kemungkinan terulangnya kembali aksi kekerasan di daerah pesisir Gaza.
"Saya ingin mengatakan kepada rakyat Palestina di Gaza, di Tepi Barat dan di manapun berada, pilihan menyerang Gaza setelah kemenangan ini telah hilang dan tidak akan pernah kembali," katanya.
Seperti diketahui sebelumnya, gencatan senjata antara Israel-Palestina akhirnya tercapai mulai pukul 21.00 waktu Kairo, atau Kamis dini hari pukul 02.00 WIB. Gencatan senjata dicapai setelah delapan hari pertempuran antara Israel dan pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza.
Pertempuran yang sudah dimulai sejak Rabu (14/11) lalu telah menewaskan lebih dari 160 warga Palestina, lima warga Israel, serta membuat sekitar 1.200 warga Palestina terluka.