REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel mulai menarik pasukan dari perbatasan Gaza pada Jumat (23/11) pasca genjatan senjata antara Hamas dan Israel disepakati untuk mengakhiri peperangan. Pasukan tersebut sebelumnya disiapkan untuk invasi darat Jalur Gaza.
Tank dan buldoser penuh debu diderek mobil pengangkut atau transporter. Mobil perang tersebut ditarik mundur dari perkebunan eucalyptus. Lokasi tersebut biasa digunakan militer Israel untuk mendirikan tenda sebelum menyerang Gaza.
Beberapa bus juga siaga di Rute 232 untuk menagngkut pasukan Israel pulang ke rumah mereka. Rute tersebut merupakan jalur perbatasan Gaza dari utara hingga selatan. Di rute tersebut-lah Israel biasa mensiagakan puluhan ribu tentara untuk memotong Jalur Gaza.
Para pasukan membereskan peralatan perang mereka dan mengakhiri misi mereka. Jarak perbatasan ke Tel Aviv hanya sekitar 70 kilometer, sehingga para tentara hanya memerlukan setengah hari untuk pulang.
Peralatan militer, baik tank, artileri, serta kendaraan lapis baja pengangkut pasukan Israel sebelumnya berjajajar di perbatasan Israel-Gaza untuk melakukan invasi darat. Beberapa bendera zionis Israel pun berkibar diantara tiang transmisi radio mereka.
Semua peralatan tersebut akan ditarik keluar pada Jumat sehingga petani dapat kembali bekerja. Penarikan pasukan tersebut menyusul genjatan senjata antara Hamas dan Israel, Kamis (22/11) dini hari setelah delapan hari dilanda pertempuran sengit.
Keduanya sepakat genjatan senjata yang dinegosiasi oleh Mesir tersebut. "Saya tidak berminat untuk kembali ke Gaza. Saya yakin Hamas tidak memiliki keinginan besar untuk mengulangi apa yang terjadi pada mereka selama sepekan terakhir," ujar Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak.
Sementara itu di Kerem Shalom, perbatasan Mesir-Gaza, truk pengangkut bantuan pangan internasional terus bergulir ke terminal barang menuju Palestina, Kamis. Bantuan tersebut ditujukan untuk 1,2 juta warga Palestina di Jalur Gaza yang kelaparan akibat peperangan.
Adapun beberapa warga Gaza membersihkan kota dari puing-puing sisa serangan Israel. Namun mereka mengaku gembira dapat kembali hidup tenang. Mereka pun merasa telah meraih kemenangan dari Israel.
"Kami mendeklarasikan kemenangan. Khayalan militer Israel telah berakhir," ujar Juru Bicara Hamas sayap Izz el-Deen Al-Qassam, Abu Ubaida.
Perang delapan hari antara Hamas dan Israel tersebut telah memakan korban 161 warga Palestina dan lima warga Israel. Ribuan warga Palestina juga mengalami luka-luka. Berbagai fasilitas publik di Jalur Gaza hancur lebur.