REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Sistem pencegat rudal dan roket Hamas milik Militer Israel yang terkenal dengan sebutan Iron Dome, ternyata menelan biaya sangat besar selama delapan hari pertempuran Israel-Hamas.
Sebagaimana dikonfirmasi Mentri pertahanan Sipil Israel, Avi Dichter, Kamis (22/11), seperti yang dilansir Arab News dalam delapan hari terakhir Israel telah menghabiskan biaya 25 juta hingga 30 juta USD (64 – 77 Milyar Rupiah).
Walau sudah didukung AS dalam pengembangan sistemnya, Iron Dome yang sangat mahal ternyata belum mampu bekerja optimal dan tak terlalu bisa diandalkan.
Untuk menutupi biaya yang besar tersebut, Avi Dichter berencana akan memasukkan Iron Dome ke bursa saham. "Kami masih menimbang, apakah Iron Dome akan diperdagangkan di bursa saham atau indeks Nasdaq," kata Menteri.
Sementara beberapa sumber di Israel lainnya menyebutkan, selama perang delapan hari tersebut sudah merugikan perekonomian Israel mencapai 760 juta USD. Pakar ekonom Israel mengkonfirmasi bahwa kerugian tersebut sudah mencapai 100 juta USD dalam satu hari pertama saja.
Selain itu, Israel juga dituntut ganti rugi sebesar 250 hingga 510 juta dollar akibat agresi terakhirnya ke Gaza, sebagaimana dimuat Harian Yedeot Aharonot, Kamis (22/11) kemarin.
Efek samping dari perang tersebut berdampak serius dalam perekonomian Israel. Selain memobilisasi tentara cadangan dari tempat kerja mereka mencapai puluhan ribu orang dan menghabiskan dana jutaa dollar.
Kerugian tersebut juga belum mencakup kerugian bidang perdagangan, pelayanan public yang mencapai 25 juta USD perharinya, sebagaimana dilaporkan Aharonot.