REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR - Seorang penyerang bom meledakkan dirinya di dekat tempat pertemuan Syiah di Pakistan baratlaut, Jumat (23/11), setelah polisi menghadang dan menembaknya, kata sejumlah pejabat.
Peristiwa itu terjadi di kota Lakki Marwat, sekitar 165 kilometer sebelah baratdaya Peshawar, ibu kota Khyber Pakhtunkhwa, sebuah provinsi di Pakistan baratlaut yang dilanda kekerasan militan dan sektarian.
"Seorang penyerang bom bunuh diri datang dengan kendaraan Bajaj ke arah pertemuan Muslim Syiah di tempat ibadah mereka," kata kepala kepolisian daerah itu Idrees Khan kepada AFP.
"Polisi menghadang Bajaj itu di sebuah pos pemeriksaan dan penyerang bom bunuh diri itu melompat keluar dan berlari. Polisi kemudian menembaknya namun saat itu ia meledakkan diri," kata Khan.
Tidak ada korban lain, dan polisi meminta warga di sekitar daerah itu untuk menjauh ketika aparat menyergap penyerang bom tersebut. Seorang pejabat keamanan mengkonfirmasi laporan itu.
Pakistan hari Jumat menghentikan sementara pelayanan telefon genggam di sejumlah kota besar untuk mencegah serangan teror selama peringatan Syiah Asyura, kata beberapa pejabat.
Asyura, yang tahun ini jatuh pada Minggu, merupakan puncak dari bulan suci Muharram dan hari tersuci dalam kalender Syiah. Pada hari itu penganut paham itu berpawai untuk berkabung atas pembunuhan Imam Hussein, cucu dari Nabi Muhammad, pada abad ketujuh.
Kamis, serangan bom bunuh diri menewaskan 23 orang dan mencederai 62 lain pada arak-arakan Syiah di Rawalpindi. Insiden itu merupakan pengeboman paling mematikan di Pakistan selama lima bulan ini.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban. Kondisi itu timbul setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.