Sabtu 24 Nov 2012 08:14 WIB

'Atasi Israel, Hamas-Fatah Harus Bersatu'

Rep: Indah Wulandari/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Presiden PLO, Mahmoud Abbas dari Fatah dan Pemimpin Hamas Khaled Meshaal berbicara dalam perundingan rekonsiliasi di Doha pada Ferbruari lalu.
Foto: REUTERS
Presiden PLO, Mahmoud Abbas dari Fatah dan Pemimpin Hamas Khaled Meshaal berbicara dalam perundingan rekonsiliasi di Doha pada Ferbruari lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Imbauan penting disampaikan oleh Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi. Mengatasi serangan Israel, sebut Kiai Hasyim, bangsa Palestina harus bersatu terlebih dahulu.

”Yang diperlukan sebenarnya pertama kali adalah persatuan Fatah dan Hamas yang selama ini terus diadu domba habis-habisan oleh Israel,” jelasnya di Jakarta, Jumat (23/11)

Selain itu, katanya, perlu kesadaran negara-negara Arab yang mau membantu Palestina dengan sungguh-sungguh dan jujur. “Karena sampai hari ini setiap negara Arab atau Islam diserang agresor, selalu saja berpangkalan di salah satu negara Islam sendiri,” jelasnya.

Pengasuh Ponpes Al Hikam Depok ini mencermati kelemahan pada Liga Arab. Lantaran mereka cenderung tampak lebih membantu kepentingan barat daripada bangsa rasnya sendiri. “PBB pun selalu tumpul ketika Israel melanggar HAM internasional,” katanya.

Perlakuan PBB terhadap Israel, tambahnya, sangat berbeda jika berhadapan dengan negara-negara Islam. “Kalau yang dituduh melanggar HAM itu adalah negara Islam yang tidak disuka oleh zionis, langsung dihukum dan diserbu . Dan "penyerbuan" itupun atas nama hak asasi manusia,” kata mantan Ketua Umum PBNU ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement