REPUBLIKA.CO.ID, GAZA—Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas tak diindahkan lagi oleh Militer Israel dengan menembak mati seorang pria Palestina dan melukai lebih 15 di perbatasan Gaza, Jumat (23/11) kemarin. Seperti dikutip arabnews.com
Pejabat Kesehatan Palestina, Omar Qdeih mengkonfirmasi seorang warganya, Anwar (23 Tahun) yang tewas setelah ditembak mati di kepalanya.
Pria tersebut dituduh telah memancing kemarahan tentara Israel karena setelah ia mendekati pagar keamanan dengan berjalan kaki.
Juru bicara Hamas mengklaim Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang diselenggarakan Mesir. Hamas akan segera mengadukan kasus tersebut ke Kairo. Jika tidak ada tindak lanjut, Hamas segera akan mengadakan perlawanan kembali terhadap Israel.
Anwar adalah korban pertama yang tewas setelah disepakatinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas beberapa hari lalu.
"Anwar berusaha untuk menempatkan bendera Hamas di pagar. Tentara Israel menembakkan tiga kali tembakan peringatan ke udara. Namun Anwar meneriaki tentara tersebut dengan kata 'Jabari (komandan Hamas yang beberapa waktu lalu telah tewas) berada di belakang kalian’.Setelah itu, tentara Israel langsung menembaknya tepat di kepala. Pria naas itu tewas seketika.” Kisah Omar.