REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Ratusan pemrotes berkumpul pada Sabtu (24/11) di luar Votive Churchin di Wina untuk menuntut hak pengungsi di Austria. Pemrotes, kebanyakan pengungsi, meminta kondisi hidup yang lebih baik di kamp pengungsi di Traiskirchen, dan menyeru pemerintah agar meningkatkan kebijakan pengungsinya dalam urusan 'hak asasi' pengungsi.
Pemrotes berpawai pada Sabtu pagi dari pusat penerimaan pencari suaka di Traiskirchen, sekitar 35 kilometer dari Wina, dan tiba di Votive Churchin pada malam hari, kata Xinhua.
"Kami tidak diperkenankan untuk bersekolah selama berbulan-bulan sejak kami tinggal di kamp pengungsi di Traiskirchen, kami perlu mengikuti pelajaran, tapi saya tak melakukan apa-apa sekarang," kata seorang remaja pengungsi Afghanistan kepada Xinhua.
Seorang pemrotes lain memberitahu Xinhua kondisi kehidupan di pusat penerimaan pencari suaka di Traiskirchen bertambah buruk. "Kamp tersebut dirancang untuk menampung sebanyak 600 orang. Namun sekarang, lebih dari 1.000 pengungsi tinggal di sana."
Salah seorang pegiat mengatakan kepada kantor berita China tersebut dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah Austria telah memperketat kebijakan pengungsi, sehingga menambah sulit pengungsi untuk tinggal di negeri itu.
Negara lain Uni Eropa juga menghadapi masalah yang sama dalam beberapa bulan terakhir. Bertambahnya jumlah pengungsi membuat pemerintah meningkatkan kebijakan pengungsi mereka.