REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pemerintah Arab Saudi berencana menghentikan tunjangan bulanan terhadap 600.000 pengangguran bulan ini.
Pemerintah Arab Saudi tidak berencana memperpanjang program pemberian tunjangan bagi pengangguran usia muda ini.
"Tidak akan ada perpanjangan tunjangan bagi pengangguran di periode kedua, kerajaan memutuskan untuk menghentikan semua bentuk tunjangan ini," ujar Direktur Human Resourses Development Fund (HRDF) Arab Saudi, Ibrahim al-Moiqil seperti dikutip dari arabnews.
Para pengangguran ini sebelumnya tergabung dalam program 'Hafiz' (sebelumnya diartikan program penghafal Alquran, "600 Ribu Penghafal Quran di Saudi tak Lagi Dapat Tunjangan") yang bertujuan untuk meningkatkan skill dan kesempatan kerja bagi pengangguran usia muda di Arab Saudi. Selain mendapatkan tunjangan, di program ini mereka dibekali dengan training khusus di berbagai bidang profesi.
"Meskipun tunjangan untuk perserta dihentikan, program pelatihan akan terus berlanjut," imbuh al-Moiqil.
Al-Moiqil lebih lanjut mengatakan akan mengevaluasi program 'Hafiz' ke depan. Hanya orang-orang yang memenuhi kualifikasi yang akan masuk dalam program ini.
"Pendaftaran baru akan dibuka bagi anak muda yang memenuhi kualifikasi sehingga tunjangan yang diberikan tepat sasaran," imbuhnya.
Sebelumnya Kementerian Keuangan dan Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi bekerja sama meluncurkan program 'Hafiz' akhir tahun lalu yang memberi tunjangan kepada pengangguran yang ikut program tersebut. Program ini diluncurkan atas perintah Raja Abdullah dengan memberikan sekitar 2.000 riyal per bulan kepada peserta program.