REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Banjir yang melanda Tanah Suci dalam beberapa hari terakhir telah meninggalkan sampah di berbagai sudut kota. Genangan air yang telah surut di beberapa titik yang terendam banjir sudah surut dan menyisakan sampah yang menggunung. Ribuan ton sampah mulai dibersihkan kemarin, Ahad (25/11).
Untuk mengeksekusi program pembersihan tersebut, Pemerintah Saudi telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan pemegang tender. Sebanyak 6.000 lebih pekerja dikerahkan agar program kebersihan Tanah Suci berjalan cepat.
Sampah yang telah menumpuk berminggu-minggu tersebut diperparah dengan keengganan warga Saudi sendiri untuk bersih-bersih. Mereka lebih cenderung membayar pekerja untuk soal kebersihan dari pada harus membersihkannya sendiri. Dari keenam ribu pekerja kebersihan, menurut Arabnews, itu tak seorangpun warga Saudi, melainkan berasal dari Asia Selatan.
Para pekerja tersebut mendapat upah yang sangat minim, yaitu sebesar 250 riyal Saudi (Rp 650 ribu) per bulan. Hal itu diperburuk lagi dengan keterlambatan pembayaran gaji, kurangnya fasilitas dan tunjangan kesehatan, serta penolakan pihak perusahaan untuk memperbaharui iqamah (visa izin tinggal) mereka.