REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki tidak setuju akan retorika Amerika Serikat (AS) selama serangan Israel ke Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu seperti dikutip dari Hurriyetdailynews, Senin (26/11).
Davutoglu menyatakan meski negaranya berbeda pendapat tentang Gaza, namun itu bukanlah pertanda keretakan hubungan antara Turki-AS.
''Turki tidak setuju atas pernyataan Presiden AS Barack Obama bahwa Israel hanya melakukan pembelaan diri,'' kata Davutoglu.
Davutoglu berpendapat sebagai sebuah kekuatan global, AS harus menggunakan hati nurani guna mencermati masalah di Gaza.
Sebelumnya, hal serupa juga pernah diungkapkan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Erdogan mengkritik sikap Obama terkait Gaza.
Sementara itu, Presiden Turki Abdullah Gül juga berharap AS memberi peringatan keras kepada Israel terkait krisis di Gaza.
Seperti diketahui sebelumnya, agresi militer Israel ke Jalur Gaza sejak Rabu (14/11) lalu telah menewaskan sedikitnya 162 warga Palestina, lima warga Israel serta menyebabkan sekitar 1.200 warga Palestina lainnya terluka. Namun, akhirnya gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza mulai pukul 21.00 waktu Kairo, atau Kamis dini hari pukul 02.00 WIB.
Gencatan senjata dicapai setelah delapan hari pertempuran antara Israel dan pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza.