REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Ehud Barak mengumumkan niatnya mundur dari dunia politik pada sebuah konferensi pers di Kementerian Pertahanan pada Senin (26/11) pagi waktu setempat.
Barak menambahkan ia telah mempertimbangkan untuk berhenti beberapa waktu lalu. Namun, pengumuman tersebut sempat tertunda karena Operasi Pilar Pertahanan.
Dalam kesempatan itu, Barak menyampaikan rasa berterima kasihnya kepada masyarakat atas dukungannya. Ia pun mengatakan akan tetap dalam posisinya sebagai menteri pertahanan sampai pemerintah baru terbentuk usai pemilu Knesset pada akhir Januari mendatang.
"Saya ingin mendedikasikan lebih banyak waktu untuk keluarga saya," kata Barak seerti dikutip dari The Jerussalem Post, Senin (26/11).
Barak juga menegaskan ancaman Iran akan tetap menjadi isu sentral bagi Israel terkait kebijakan luar negeri.
Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh Shelly Yachimovich menyatakan penyesalannya menyusul pengumuman Barak. Yachimovich mengatakan Barak merupakan seseorang yang sangat dihormati di dunia keamanan internasional.
Yachimovich juga memuji kontribusi Barak terhadap keamanan nasional. Ia menilai Barak telah menjaga keamanan negara Israel lebih dari yang masyarakat tahu.
Namun, tidak semua politikus sama seperti Yacimovich. Menteri Diplomasi Publik Israel Yuli Edelstein menggambarkan Barak sebagai menteri pertahanan terburuk yang pernah ada bagi pemukiman Yahudi. Ia pun mengungkapkan tidak terkejut jika Barak nantinya akan mengambil kesempatan yang tersedia guna kembali ke kancah politik.