Selasa 27 Nov 2012 01:07 WIB

Mesir Memanas, Mursi Temui Yudikatif

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Mesir, Muhamad Mursi.
Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Presiden Mesir, Muhamad Mursi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Dekrit yang dikeluarkan Presiden Mesir, Muhammad Mursi, Kamis lalu menimbulkan pergolakan negara yang terus memanas. Bentrok dan aksi demonstrasi terus terjadi di beberapa kota. Satu orang tewas, ratusan orang luka-luka.

Bursa saham Mesir pun ikut anjlok akibat dekrit yang memberikan kekuasaan yudikatif kepada presiden tersebut. bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi terus terjadi sejak Jumat (23/11). Lebih dari 500 orang terluka akibat aksi protes terhadap kebijakan presiden terpilih sejak reformasi Mesir yang menggulingkan rezim Husni Mubarak tahun lalu.

Kantor-kantor utama Ikhwanul Muslimin, pendukung Mursi, pun diserang dan dibakar. Demonstran pada Ahad (25/11) berkemah di Lapangan Tahrir Kairo. Mereka memblokir lalu lintas dengan barikade. Tak sekali mereka bentrok dengan polisi anti kerusuhan yang berjaga di lapangan tersebut.

Pendukung dan penentang Mursi pun terlibat dalam aksi bentrok, Ahad malam. Kantor Ikhwanul Muslimin di Kota Delta Nil, Damanhour diserang. Seorang anggota kelompok Islam tersebut, Fathy Massoud (15 tahun) tewas dalam insiden tersebut. Lebih dari 60 orang terluka dalam kekerasan dua kubu tersebut.

Selasa (27/11), baik pendukung maupun penentang Mursi bahkan merencanakan aksi besar-besaran. Kekerasan dikhawatirkan akan melanda negara tersebut. Tak hanya kekerasan, krisis Mesir pun merambah ke ekonomi. Harga saham di bursa saham Mesir anjlok hingga 9,5 persen pada Ahad (25/11).

Perdagangan pun ditangguhkan selama setengah jam akibat kuatnya penjualan investor. Hal ini mengingat saham telah mulai terpuruk sejak dekrit presiden Mursi diumumkan, Kamis.

Direktur Utama Global Trade Matters, Ashraf Naguib mengatakan, penurunan bursa akan berdampak pada sektor ekonomi lain. Pariwisata dan investor asing merupakan salah dua yang akan terimbas dampak anjloknya bursa tersebut. "Dampak ini akan memiliki pengaruh yang kuat pada potensi jangka panjang ekonomi Mesir yang memang sudah lemah," ujarnya.

Padahal dalam beberapa bulan terakhir, investor mulai melirik Mesir pasca-reformasi penggulingan rezim Husni Mubarak. Pemerintahan baru Mesir membuat investor lebih percaya melakukan investasi di negara Piramida tersebut. Indeks utama pasar saham bahkan meningkat 35 persen sejak Mursi terpilih memimpin Mesir.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement