Kamis 29 Nov 2012 20:48 WIB

'Palestina tak Bisa Diperas dengan Uang'

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Karta Raharja Ucu
Israel Palestina
Israel Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang pejabat Organisasi Pembebas Palestina (PLO), Hasan Ashrawi, mengatakan Palestina tak dapat diperas dengan uang.

Ancaman finansial Israel tak akan menggoyahkan dukungan Eropa dan negara Arab. "Jika Israel ingin mengguncang seluruh wilayah, itu bisa," katanya.

"Kami," sambung Ashrawi, "sedang bicara kepada dunia Arab tentang dukungan mereka. Jika Israel menanggapi dengan langkah keuangan, Uni Eropa pun telah mengindikasikan tak akan menghentikan dukungan kepada kami."

Palestina beralih ke Majelis Umum PBB, setelah tahun lalu gagal mendapat persetujuan Dewan Keamanan PBB untuk memberikan Palestina status keanggotaan penuh. Jika resolusi memenangkan dua pertiga suara anggota Majelis Umum PBB, maka Palestina akan mendapat peningkatan status dari Observer State menjadi non-member state.

Untuk peningkatan status tersebut, Palestina hanya membutuhkan suara Majelis Umum tanpa melalui DK PBB. Meski demikian, pengakuan Majelis Umum tidaklah membuat Palestina sebagai negara merdeka, tidak mengakhiri pendudukan Israel ataupun menyatukan wilayah Palestina.

Namun, Palestina berharap status baru tersebut akan memberikan bobot menuju negara independen dan menjadi pintu gerbang menuju perundingan dengan Israel. Diyakini dari 193 anggpta Majelis Umum PBB, lebih dari dua pertiga mendukung Palestina. Artinya, Palestina akan memenangkan voting dan mendapatkan status baru tersebut.

Negara Arab dan sebagian besar Asia dan Afrika telah menyatakan dukungan. Sementara Israel dan AS menolak. (baca: Israel: Permintaan Palestina ke PBB akan Jadi Bumerang).

Uni Eropa akan menjadi kunci kemenangan tersebut. Hingga Rabu sore, sebagian besar negara Eropa telah menyatakan dukungan.

Beberapa negara Eropa yang berjanji akan mendukung diantaranya Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Perancis, Yunani, Islandia, Irlandia, Luksemburg, Malta, Portugal, Spanyol dan Swiss. Inggris menyatakan siap memilih 'Ya' jika Palestina.

Tapi Ingris mengajukan dua syarat, yakni peningkatan status tak membuat Palestina mendaftar di ICC serta Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas harus berkomitmen melanjutkan perundingan dengan Israel. (baca: Israel 'Lempar Handuk' kepada Palestina).

Republik Ceko diharapkan akan memberikan suara dukungan, negara Eropa lain pun masih diharapkan bergabung di barisan pro kepada Palestina. Sementara Jerman menyatakan menentang. Sedangkan negara yang akan abstain di antaranya Estonia dan Lithuania. Namun dua negara tersebut diprediksi akan memilih 'tidak'.

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement