Kamis 29 Nov 2012 20:52 WIB

Trauma Perang Terus Hantui Anak-anak Gaza

Rep: hannan putra/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Anak-anak Gaza di pertabatan Gaza - Mesir. Ilustrasi
Foto: gulfnews.com
Anak-anak Gaza di pertabatan Gaza - Mesir. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA--Agresi militer Israel ke Palestina yang berlangsung delapan hari meninggalkan trauma mendalam terutama bagi anak-anak di Palestina. Sekalipun kondisi setempat sudah berangsur aman dan 1,7 juta anak-anak Gaza sudah kembali ke sekolah, tetap saja bayangan yang menyeramkan masih menghantui memori anak-anak Gaza.

Seperti kisah Saad Hasanat, seorang bocah Gaza berusia 13 tahun. Akibat serangan bom Israel ia harus merelakan enam orang sepupunya. Ia sendiri menderita gangguan traumatik yang mendalam. Bocah kecil tersebut belum bisa melupakan bagaimana saudara-saudaranya meninggal. Setiap hari ia selalu dihantuan pemandangan jasad-jasad tak bernyawa bergelimpangan.

"Ketika saya ingat kejadian itu, saya merasa tubuh saya merinding. Saya terbayang berada di suatu tempat yang maka orang-orang melihat mayatku. Ini terlalu berat dan begitu mengerikan, "kata Saad Hasanat, seperti dikutip Al Arabiya.

Salah seorang komite Oxford untuk bantuan kemanusiaan di Palestina, Karl Schembri prihatin dengan kondisi tersebut. "Ini sebenarnya sangat sulit untuk diungkapkan tentang trauma perang yang dialami seseorang. Penderita trauma merasa  seakan-akan kejadian ekstrem yang dialaminya terus berulang. Ini tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mengobati mereka. Tentunya secara bertahap trauma dengan peristiwa yang dialami anak-anak palestina ini bisa berangsur-angsur mereka lupakan." Ungkap Karl.

Sebagaimana tercatat di lembaga bantuan HAM Palestina, selama perang delapan hari tersebut 34 anak-anak Palestina telah meregang nyawa. Mereka yang selamat dan tidak terluka, tetap saja harus mendapat pembinaan karena beban trauma yang melekat dan membayangi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement