REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pengakuan Otoritas Palestina sebagai negara pengamat non-anggota PBB harus menghasilkan dialog yang konstruktif antara Palestina dan Israel.Dialog ini, menurut utusan PBB Rusia, Vitaly Churkin, diharapkan bisa mengarah kepada penyelesaian damai konflik Timur Tengah.
Majelis Umum PBB pada Kamis mengakui Palestina negara pengamat non-anggota dengan dukungan suara lebih dari dua-pertiga mayoritas. Israel dan Amerika Serikat termasuk di antara sembilan anggota PBB yang memberikan suara menentang langkah tersebut.
"Hal yang sangat penting sekarang adalah bahwa acara ini menghasilkan langkah-langkah konstruktif," kata Churkin setelah pemungutan suara, seperti dilansir dari RIA Novosti, Jumat (30/11).
Ia mengatakan, pemerintah Palestina telah meyakinkan Rusia bahwa mereka tidak akan menggunakan kemenangan mereka di PBB untuk mengisolasi Israel, melainkan berusaha untuk menghidupkan kembali perundingan Palestina-Israel yang terhenti.
"Kami juga berharap bahwa Israel akan mengambil [suara] itu sebagai sinyal serius yang menunjukkan bahwa masyarakat internasional telah menjadi lelah dalam menghadapi konflik ini," kata Churkin menambahkan.
Diplomat itu mengatakan, Rusia akan melakukan upaya kuat untuk mendorong Palestina dan Israel melakukan dialog dan upaya untuk merevitalisasi kerja penengah internasional dalam konflik Timur Tengah, yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB, dan Rusia.