REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Gerakan Non-Blok (GNB) dalam pernyataannya mendukung kegiatan damai nuklir Iran dan menyambut pembicaraan mendatang antara Republik Islam Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Teheran untuk mencapai modalitas baru.
Duta Besar Iran dan Wakil Tetap di IAEA Ali Asghar Soltanieh sebagai kepala Cabang GNB-Wina membacakan pernyataan GNB itu di pertemuan Dewan Gubernur IAEA pada Kamis (29/11), seperti dilansir dari IRNA, Jumat (30/11).
Pada pertemuan Dewan Gubernur IAEA di Wina pada Kamis, Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano, mengatakan bahwa ia mengharapkan Iran dan IAEA akan mencapai kesepakatan mengenai rencana modalitas baru yang diusulkan oleh Teheran, untuk membantu menyelesaikan sengketa nuklir.
IAEA sepenuhnya bertekad untuk mengadakan dialog dengan Iran sebagai alasan untuk mengatasi masalah ini melalui jalur diplomatik yang disiapkan, kata Amano. Semua harus merebut kesempatan dan membantu menyelesaikan masalah melalui jalur diplomatik, katanya menambahkan. Putaran berikutnya pembicaraan antara Iran dan IAEA akan diselenggarakan pada 13 Desember di Teheran, kata Amano.
Hal ini diperlukan untuk menyebutkan bahwa semua pihak harus mencoba untuk membantu menyusun rencana modalitas baru guna membantu menyelesaikan masalah nuklir antara Iran dan IAEA.
Republik Islam Iran dan IAEA telah berhasil menyelesaikan sengketa mereka sebelumnya. Iran percaya bahwa rencana modalitas yang diusulkan pada tahun 2007 dianggap sebagai pola yang baik untuk menyusun rencana modalitas baru. Teheran percaya bahwa modalitas yang diusulkan harus dikejar langkah demi langkah.
Iran juga percaya bahwa harus ada batas untuk pertanyaan yang diajukan oleh IAEA, dan mereka harus setuju untuk tidak menimbulkan pertanyaan baru atas tanggapan Iran.
IAEA harus secara eksplisit mengumumkan bahwa insentif apa atau hak istimewa apa yang Iran akan berikan menyusul kerja sama negara. Masalah berikutnya kemungkinan sekitar Parchin, di mana IAEA bersedia untuk memeriksa. Inspektur IAEA telah memeriksa situs itu tetapi karena Parchin bukan fasilitas nuklir, Iran tidak dapat menerima permintaan mereka.
Berdasarkan proposal yang dibuat oleh Moskow, Iran akan menjawab semua pertanyaan tentang kegiatan militer dengan syarat bahwa negara-negara Barat mengangkat semua jenis sanksi terhadap negara itu. Bahkan usulan Moskow mendesak G5+1 untuk memberikan insentif kepada Iran atas kerja sama negara itu.