REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--Setelah pengakuan de facto negara berdaulat untuk Palestina di Majlis Umum PBB, Israel dan Amerika jadi mulai lebih kalkulatif untuk menghalangi perjuangan Mahmoud Abbas. Dukungan dari mayoritas anggota PBB kepada Palestina membuka peluang Palestina melangkah maju lagi ke depan
Kondisi itu memunculkan ide dari Israel untuk 'memberikan' Gaza ke Mesir seperti kondisi yang terjadi sebelum perang di Tahun 1967. Cara ini diduga sebagai upaya persuasif Israel agar Palestina tidak melanjutkan perjuangannya di PBB sebagai penyandang status negara merdeka.
Ide tersebut dilontarkan seorang pakar militer Israel, Eal Over. Ia menekankan pentingnya “pemisahan riil” Jalur Gaza dari kekuasaan Israel dan menyatukannya kembali dengan Mesir.
Dengan demikian, Mesir untuk sekali lagi bertanggungjawab atas Jalur Gaza dalam pasokan barang, bahan bakar tanpa melalui Israel, seperti dilansir infopalestina.com, Jumat (30/11).
Selain itu, Over juga berspekulasi kemiripan Gaza dan Mesir yang sama-sama dilatarbelakangi oleh gerakan ikhwanul muslimin. Penyatuan itu diharapkan Mesir mampu menopang seluruh perekonomian di Gaza dengan membuka pintu Rafah yang menjadi penghubung kedua negara.