REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mendukung konsolidasi demokrasi yang sedang berlangsung di Tunisia, setelah tumbangnya rezim Presiden Zein al-Abidine Ben Ali pada 17 Januari 2011.
"Indonesia bersedia dengan tangan terbuka untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam mengembangkan demokrasi di negara masing-masing," kata Ketua DPR RI Marzuki Alie, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Dukungan terhadap proses demokrasi Tunisia merupakan salah satu poin penting yang dibicarakan Marzuki Alie, yang juga presiden Parlemen Negera-Negara Organisasi Konferensi Islam (PUIC) saat diterima Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali di kantornya, pekan lalu.
Kepada Hamadi, Marzuki menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan demokrasi di Tunisia yang pergantian kekuasaan pemerintahnya dilakukan secara baik dan damai.
"Pergantian kekuasaan di Tunisia tidak ada intervensi dari negara lain dan dilakukan dalam waktu singkat tanpa menimbulkan korban dari rakyat Tunisia," katanya.
Menanggapi apresiasi dari Marzuki, Perdana Menteri Hamadi menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas dukungan Indonesia selama proses transformasi demokrasi di Tunisia. Menurut dia, perjuangan rakyat Tunisia adalah perjuangan Islam yang berarti pembebasan atau merdeka dari hawa nafsu dan tirani.
Dalam pertemuan itu, persoalan Palestina juga menjadi perhatian Marzuki Alie dan Hamadi Jebali.
Marzuki mengatakan Indonesia dalam setiap forum selalu menyatakan dukungan atas perjuangan bangsa dan rakyat Palestina untuk merdeka.