REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jepang akan menunda pembicaraan-pembicaraan dengan Korea Utara (DPRK) pada saat Pyongyang mengumumkan rencana peluncuran satelit pada Sabtu, kata Kantor Berita Jepang Kyodo.
Keputusan itu dibuat oleh Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Koichiro Gemba, Menteri Pertahanan Satoshi Morimoto dan Kepala Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura.
Noda mengatakan bahwa ia telah memberitahu Korea Utara tentang keputusan itu dan menambahkan bahwa pihaknya akan "sangat menyesalkan" jika Korea Utara melakukan peluncuran.
Morimoto juga mengeluarkan perintah untuk menghancurkan atas satelit itu kepada Pasukan Bela Diri, dan mengharuskan mereka disiapkan untuk peluncuran satelit mendatang itu, menurut Kyodo.
Jepang dan Korea Utara rencananya akan mengadakan putaran baru pembicaraan tingkat tinggi pada Rabu dan Kamis di Beijing.
Setelah pengumuman Korea Utara, Noda telah memerintahkan kementerian negara untuk mengambil setiap tindakan yang mungkin untuk keamanan publik, dan menambahkan ia akan mencari kerja sama dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, Rusia dan China untuk menghentikan rencana peluncuran Korea Utara tersebut.
Korea Utara mengumumkan Sabtu bahwa mereka akan meluncurkan satelit observasi bumi antara 10-22 Desember dari Pusat Antariksa Sohae di Provinsi Phyongan Utara.
Korea Utara berusaha meluncurkan satelit pada April untuk menandai ulang tahun ke-100 pendiri Korea Utara mendiang Kim Il Sung. Namun roket itu gagal mengirim satelit ke orbit dan jatuh ke laut.