Senin 03 Dec 2012 02:04 WIB

Partai Tua Meksiko Resmi Berkuasa

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Kandidat partai oposisi Meksiko yang kini menjadi Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto.
Foto: en.mercopress.com
Kandidat partai oposisi Meksiko yang kini menjadi Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto.

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO --- Enrique Pena Nieto resmi mengambil alih kursi presiden Meksiko menggantikan Filipe Calderon. Dia adalah pemenang pemilihan presiden yang digelar Juli lalu.

Perdamaian dan keamanan dalam negeri adalah fokus utama jabatan barunya.Dia mengatakan Meksiko telah menjadi sarang kejahatan yang belum tuntas dibasmi oleh pendahulunya. Konsentrasi lainnya adalah pertumbuhan ekonomi yang kata dia harus segera dipercepat.

''Fokus utama saya bukan lain adalah mencapai perdamaian dalam negeri,'' Pena Nieto mengatakan demikian, seperti dilansir Washington Post, Sabtu (1/12).

Kantor berita Reuters mengatakan tidak kurang dari 60 ribu orang tewas dalam peperangan antar kertel narkoba di perbatasan Meksiko. mantan Presiden Calderon sejak 2006 menjabat punya komitmen kuat menanggulangi peredaran obat bius dan memerangi kartel narkoba.

Filepe tidak lagi sanggup menggunakan polisi untuk menekan ancaman negaranya tersebut. Personil gabungan dari militer dan kepolisian dibentuk untuk menghabisi para kartel narkoba. Awal November lalu dia bahkan menandatangani semacam pakta kerja sama antar negara-negara latin untuk berkomitmen bersama dalam penangan obat bius.

Filepe bahkan menuduh tetangganya Amerika Serikat (AS) yang tidak punya komitmen yang kuat untuk mengakali beredarnya obat bius. Padahal menurut dia, negara tersebut adalah konsumen obat bius, dan pasar hitam terbesar di dunia.

Bersama dengan negara latin lainnya, dia merekomendasikan kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar ada konvensi luar biasa untuk mempersempit peredaran obat bius .Dalam pidato pelantikannya, Pena Nieto berjanji untuk meneruskan perang terhadap obat bius tersebut.

Presiden usungan Partai Revolusi Institusional (PRI) ini menegaskan pentingnya tetap mengambil sikap konkrit bagi peredaran obat bius dan gembongnya. ''Negara semakin kehilangan tanah dan peran pentingnya. Pelanggaran hukum dan kekerasan telah merampok perdamaian dan kebebasan bagi masyarakat,'' Pena Nieto melanjutkan pidatonya, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/12).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement