REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Utusan Palestina di PBB, Riyad Mansour mengatakan upaya Israel memperluas pemukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat, merupakan sebuah provokasi Zionis.
Namun Palestina tetap memilih sabar dan menginginkan perundingan damai. Dengan status baru di PBB, menurut Mansour, bukan tak mungkin Palestina akan bertindak melawan.
"Mereka berusaha memprovokasi kami agar berprovokasi. Palestina akan terus mengulurkan tangan menuju perdamaian. Provokasi akan lebih menguji tekad kami, tapi kami perlu sisi lain untuk membalas semangat yang sama," sebut Mansour seperti dinukil dari AP.
"Untuk nafas baru negosiasi, Palestina akan bertindak secara bertanggung jawab dan positif dalam langkah-langkah berikutnya."
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sebelumnya mengumumkan rencana pembangunan tiga ribu pemukiman baru, Jumat (30/11). Ia berencana melakukan rekonstruksi di kawasan antara Yerusalem dan Ma'ale Adumim, sebuah pemukiman besar dengan penduduk 40 ribu jiwa.
Rencana pembanguan tersebut akan memotong Yerusalem Timur dengan kota-kota Arab. Amerika Serikat segera menanggapi pembangunan tersebut. Gedung Putih menyatakan penolakan atas rencana tersebut.
Menlu AS, Hillary Clinton mengecam upaya Israel karena akan memporakporandakan upaya perdamaian dengan Palestina.