REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mengungkapkan "kecemasan dan kekecewaan yang dalam" atas sikap provokatif Israel yang berniat membangunan permukiman baru di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Menurutnya hal itu akan menjadi "pukulan hampir fatal" bagi prospek perdamaian dengan Palestina.
"Sekretaris jenderal (PBB) mengulangi seruannya agar semua pihak yang terkait memulai lagi negosiasi dan meningkatkan upaya ke arah perdamaian yang menyeluruh, adil dan abadi, serta mendesak pihak-pihak itu mengendalikan diri dari aksi provokasi," kata Juru Bicara Ban, dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP Ahad (2/12).
Pengumuman Israel untuk membangun 3.000 rumah baru pemukim di Yerusalem Timur dan Tepi Barat disampaikan setelah Palestina memperoleh pengakuan sebagai negara non-anggota di PBB.
Ban Ki-moon melalui juru bicaranya memperingatkan kalau rencana tersebut adalah ilegal atau tidak sah menurut hukum internasional.
"Permukiman itu ilegal menurut hukum internasional, dan jika permukiman E1 dibangun, maka itu akan menjadi pukulan hampir fatal bagi sisa peluang untuk mencapai penyelesaian dua negara," kata kantor Ban dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP.